You Are Here: Home» » ISLAM AGAMA DAMAI

OIeh : Drs. KH. Abdusshomad Buchori


Mari kita menjadi orang Islam yang baik, yang berakhlakul karimah, yang menjadi contoh kepada masyarakat, menjadi uswah hasanah sebagaimana keteladanan yang contohkan Nabi kita Muhammad SAW. Kita harus tahu dan memahami bahwa Islam adalah agama damai, agama fitrah, yang menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan, agama yang mengatur bukan saja urusan akhirat, tetapi juga duniawi.
Para ulama memberi makna al diindalam ayat innad diina ‘indaloohil Islaam adalah menyangkut berbagai macam aspek, baik akidah, syariah, akhlak, ekonomi, politik budaya, hubungan individu, sosial kemasyarakatan, juga menyangkut hubungan international, dan Islam juga mengatur konsep negara yang baik, agar terwujud masyarakat madani. Sehingga ketika berbicara Islam kita tidak boleh merasa asing, bahwa Islam adalah agama yang mengatur seluruh aspek kehidupan.
Islam yang dibawa Rasulullah Muhammad SAW sejak awal kerasulannya, yang beliau sampaikan selama 13 tahun periode Makkah adalah masalah akidah, akhlak. Saat itu belum disampaikan ajaran yang menyangkut perintah dan larangan. Kalau kita analogikan dengan peruangan Rasul, maka membangun negara agar kuat adalah membangun manusianya dulu, bukan bagunan fisiknya. Karena kalau manusianya belum siap diajak membangun, maka akan terjadi benturan-benturan, terjadi benturan pola pikir yang menyangkut akidah maupun teologis. Islam disampaikan secara damai. Ketika Rasulullah hijrah ke Madinah maka terlebih dahulu Rasul menyeleksi para sahabat yang nanti mampu diajak berjuang, dengan menguji keimanan mereka dengan peristiwa Isra’ dan Mi’raj.
Siapa di antara mereka yang benar-benar iman dan siapa yang munafik. Siapa yang memiliki iman tangguh, dan siapa yang imannya masih setengah-setengah atau meragukan kenabian dan kerasulan Muhammad. Sehingga para sahabat yang dibawa ke Madinah adalah sahabat yang memiliki mental yang tangguh, akhlak yang luhur dan mereka memiliki fisik yang kuat serta rnau menerima tugas-tugas yang berat.

Di Madinah Rasulullah kemudian mempersaudarakan sahabat Anshor dan Muhajirin. Setelah tahun kedua hijrah baru ada kewajiban puasa, zakat kemudian tahun ke enam ada perintah haji. Pada saat awal-awal hijrah, Rasulullah membangun Madinah, kemudian umat Islam diserbu oleh kaum kafir, Abu Jahal dkk. Dia mengkoordinir kekuatan untuk menghancurkan umat Islam, akan membumi hanguskan Madinah, mereka mempersiapkan pasukan di daerah ‘Badr’. Umat Islam saat itu masih ratusan yang harus menghadapi ribuan musuh, tetapi sedikitpun mereka tidak gentar.
Kisah tersebut sengaja saya sampaikan, agar kita paham bahwa Islam tidak pernah memulai perang apalagi mengajak perang. Karena Islam adalah agama damai. Yang sering kita jumpai adalah musuh Islam memancing kemarahan umat Islam sehingga, harus diladeni olah umat Islam, sebagai bentuk dan kecintaan kepada agamanya. Jadi peperangan dalam Islam dalam rangka mempertahankan din, bukan menyerang, tetapi bertahan. Dahulu sampai sekarang. Islam masuk ke Indonesia adalah lewat jalur budaya, perdagangan dan perkawinan. Berbeda dengan agama kristen, yakni melalui penjajah Belanda dan Portugis. Sehingga kalau zaman sekarang ada orang yang menuduh Islam agama keras, penyebar teror, itu adajah orang yang tidak kenal sejarah dan perkembangan Islam. Pendapat atau opini yang berkembang menyatakan bahwa Islam adalah agama terors, radikal dan fundamental adalah stilah yang sengaja dihembuskan Barat dalam melemahkan Islam dan menciptakan kesan bahwa Islam adalah sebagai musuh bersama yang Iayak diwaspadai. Itu adalah pikiran-pikiran Barat yang dimotori oleh Yahudi.
Maka umat Islam jangan terpengaruh opini-opini seperti itu, karena itu adalah skenario global dan Barat yang berusaha menghancurkan Islam. Karena Islam adalah agama hak (benar dan berisi kebenaran), tidak bisa dibendung. Jumlah pengikut Islam seluruh dunia saat ini adalah 1,3 milyar, dan diprediksikan dalam 25 lahun ke depan akan rnencapai 2 milyar. Sebab ketika pasca pengeboman gedung WTC di Amerika, maka Islam menjadi buah bibir dan banyak orang yang tertarik mengenal Islam, sehingga banyak yang mencari al-Quran dan mempelajarinya. Ketika mereka mempelajari al-Quran mereka semakin yakin akan rasionalitas aqama Islam karena kitab sucinya sangat rasional dan ilmiah.

Jadi Islam itu menjadi reaktif karena diusik, dipancing-pancing. Seperti di Jawa Timur digelar acara bersekala international, konferensi kaum Gay dan Lesbi di hotel Mercury, MUI mengundang tokoh-tokoh ormas dan berkoordinasi dengan Mabes Polri dan Kapolda Jatim, Kapolwil, Pemda, agar acara itu dibatalkan.

Yang harus disadari adalah bahwa di Indonesia orang tidak boieh dan tidak bisa menolak Islam. Suatu aturan atau hukum yang ditegakkan menjadi hukum positif harus mengadopsi terhadap kondisi masyarakat. Kalau para politisi kita cerdas, tentu akan mempelajari keadaan masyarakatnya. Kalau ada kebijakan hukum yang bertentangan dengan Islam pasti akan ramai. Karena negeri ini dihuni oleh mayoritas umat Islam. Nahkoda negeri ini harus memahami keadaan penduduknya. Indonesia adalah negera besar, mari kita bersatu untuk kejayaan negara kita, untuk itu umat Islam harus menjadi warna yang dominan. Islam di Indonesia diharapkan oleh negara-negara Islam lainnya untuk menjadi pemimpin kebangkitan Islam. Untuk mendorong kebangkitan negara-negara Islam Iainya.

Kalau ada yang mengatakan Islam adalah agama teroris, maka harus kita bantah, bahwa ada negara yang Iebih teronis yakni Israel. Kita adalah agama perdamaian, tidak pernah melakukan cara-cara teror, ini artinya kita tidak setuju dengan oknum umat Islam yang mengadakan pengeboman di daerah damai, bukan di zona perang. Islam melarang menakuti-nakuti orang lain. MUI telah memfatwakan haram terorisme. Jihad beda dengan terorisme. Jihad maknanya sangat luas. Sekali waktu jihad bermakna perang, mengangkat senjata itu bagi zona perang, tetapi dalam kondisi damai seperti Indonesia sekarang ini jihad bermakna luas, menjadi pengurus madrasah, menuntut ilmu, bekera adalah juga berjihad.

وَكَذَلِكَ جَعَلْنَاكُمْ أُمَّةً وَسَطًا لِتَكُونُوا شُهَدَاءَ عَلَى النَّاسِ وَيَكُونَ الرَّسُولُ عَلَيْكُمْ شَهِيدًا وَمَا جَعَلْنَا الْقِبْلَةَ الَّتِي كُنْتَ عَلَيْهَا إِلا لِنَعْلَمَ مَنْ يَتَّبِعُ الرَّسُولَ مِمَّنْ يَنْقَلِبُ عَلَى عَقِبَيْهِ وَإِنْ كَانَتْ لَكَبِيرَةً إِلا عَلَى الَّذِينَ هَدَى اللَّهُ وَمَا كَانَ اللَّهُ لِيُضِيعَ إِيمَانَكُمْ إِنَّ اللَّهَ بِالنَّاسِ لَرَءُوفٌ رَحِيمٌ

“Dan demikian (pula) Kami telah menjadikan kamu (umat Islam), umat yang adil dan pilihan agar kamu menjadi saksi atas (perbuatan) manusia dan agar Rasul (Muhammad) menjadi saksi atas (perbuatan) kamu. dan Kami tidak menetapkan kiblat yang menjadi kiblatmu (sekarang) melainkan agar Kami mengetahui (supaya nyata) siapa yang mengikuti Rasul dan siapa yang membelot. dan sungguh (pemindahan kiblat) itu terasa Amat berat, kecuali bagi orang-orang yang telah diberi petunjuk oleh Allah; dan Allah tidak akan menyia-nyiakan imanmu. Sesungguhnya Allah Maha Pengasih lagi Maha Penyayang kepada manusia” [QS Al-Baqarah (2) : 143].
Dalam surat al-Baqarah 143 diatas, dinyatakan Allah memberi informasi, bahwa umat Islam adalah umat yang tengah-tengah (wasathon), bukan ekstrim. Walaupun ada dua arus yang kadang muncul di masyarakat, yakni radikalisme/ekstrim, ada juga liberalisme. Itu adalah wujud dan perkembangan kapitalisme, kemudian menjadi sekularisme, selanjutnya menjadi demokratisme/ liberalisme, yang akhirnya menjadi demokrasi liberal. lnilah yang akan dikembangkan di Indonesia. Sekarang tidak ada demokrasi musyawarah mufakat. tetapi sedikit-sedikit votting. Umat wasathon adalah umat pilihan, yang santun, tetapi tegas terhadap musuh-musuhnya (al-Fath: 29).
مُحَمَّدٌ رَسُولُ اللَّهِ وَالَّذِينَ مَعَهُ أَشِدَّاءُ عَلَى الْكُفَّارِ رُحَمَاءُ بَيْنَهُمْ تَرَاهُمْ رُكَّعًا سُجَّدًا يَبْتَغُونَ فَضْلا مِنَ اللَّهِ وَرِضْوَانًا سِيمَاهُمْ فِي وُجُوهِهِمْ مِنْ أَثَرِ السُّجُودِ ذَلِكَ مَثَلُهُمْ فِي التَّوْرَاةِ وَمَثَلُهُمْ فِي الإنْجِيلِ كَزَرْعٍ أَخْرَجَ شَطْأَهُ فَآزَرَهُ فَاسْتَغْلَظَ فَاسْتَوَى عَلَى سُوقِهِ يُعْجِبُ الزُّرَّاعَ لِيَغِيظَ بِهِمُ الْكُفَّارَ وَعَدَ اللَّهُ الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ مِنْهُمْ مَغْفِرَةً وَأَجْرًا عَظِيمًا
“Muhammad itu adalah utusan Allah dan orang-orang yang bersama dengan Dia adalah keras terhadap orang-orang kafir, tetapi berkasih sayang sesama mereka. kamu Lihat mereka ruku' dan sujud mencari karunia Allah dan keridhaan-Nya, tanda-tanda mereka tampak pada muka mereka dari bekas sujud. Demikianlah sifat-sifat mereka dalam Taurat dan sifat-sifat mereka dalam Injil, Yaitu seperti tanaman yang mengeluarkan tunasnya Maka tunas itu menjadikan tanaman itu kuat lalu menjadi besarlah Dia dan tegak Lurus di atas pokoknya; tanaman itu menyenangkan hati penanam-penanamnya karena Allah hendak menjengkelkan hati orang-orang kafir (dengan kekuatan orang-orang mukmin). Allah menjanjikan kepada orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal yang saleh di antara mereka ampunan dan pahala yang besar” [QS Al-Fath (48) : 29].

Sumber: Dakwah Jumat Al-Akbar, Edisi 150|04 April 2010|
Tags: